Irwan
Setia R(A24110050)
DEPARTEMEN HIPROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana yang berjudul “KEPENTINGAN SERANGGA DI DALAM PERTANIAN”
Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Bogor,
20 September 2012
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
Serangga
merupakan hewan yang beraneka ragam. Serangga kelompok hewan yang dominan di
muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di
bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat
di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama
(Kalshoven 1981). Serangga lebih banyak menyerang tumbuhan meskipun ada juga
serangga yang tidak menyerang tanaman maka dari itu serangga termasuk katagori
hama di bidang pertanian. Beberapa serangga juga memiliki manfaat meskipun
banyak serangga yang merugikan manusia seperti walang sangit, wereng, ulat, dan
lainnya. Tetapi kenanyakan serangga juga sangat berguna dalam bidang pertanian.
Serangga dibagi pada beberapa ordo
seperti orthoptera, isoptera, thysanoptera, hemiptera, homoptera, lepidoptera,
celeoptera, diptera, dan hymenoptera. Serangga juga memiliki beberapa ciri yang
khas yaitu diantaranya tubuhnya dibagi
menjadi 3 bagian, serangga juga termasuk kelas insekta, tubuhnya beruas-ruas.
Serangga memiliki 2 tipe metamorphosis yaitu paurometabola dan holometabola.
Serangga memiliki antenna yang fungsinya cukup beragam, yaitu sebagai peraba,
pembau dan perasa. Bentuk antena serangga bermacam-macam, dan dapat digunakan
sebagai “pedoman” untuk mengidentifikasi famili serangga.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai
termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaan pada proses
penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang
bernilai ekonomi tinggi, dan penghasil
madu.
Tujuan
penulis
Makalah
ini bertujuan untuk menginformasikan dan memberitahukan bahwa beberapa serangga
itu begitu penting peranannya di dalam pertanian.
BAB II
Serangga
pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tanpa kehadiran suatu serangga, maka kehidupan
suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan mencapai suatu keseimbangan. Di
bidang pertanian serangga juga banyak sekali manfaatnya meskipun ada beberapa
serangga yang juga merugikan bagi tanaman di ladang. Peranan serangga dalam
ekosistem diantaranya adalah sebagai polinator, dekomposer, predator
(pengendali hayati), parasitoid (pengendali hayati), hingga sebagai bioindikator
bagi suatu ekosisitem sehingga dengan adalanya kegunaan serangga itu pun maka
sangat berpengaruh bagi pertanian.
Serangga
sebagai pollinator yang artinya penyerbukan contohnya adalah pada lebah dan
kupu-kupu. Lebah bukan satu-satunya serangga yang bertugas memperlancar
penyerbukan bunga. Namun ia merupakan serangga satu-satunya, yang dalam
menjalankan tugasnya, tidak menimbulkan akibat samping yang merugikan tanaman.
Berbeda dengan kupu-kupu misalnya, tak ada yang menyangkal bahwa kupu-kupu yang
mengisap madu itu mampu membantu menempelkan serbuk sari pada kepala putik
sebuah bunga, dan itu akan mempermudah proses pembentukan buah. Tapi kupu-kupu
menuntut balas jasa yang kadang kelewat mahal. Ratusan butir telurnya yang
menempel pada daun, akan menetas menjadi ulat yang rakus mengunyah daun
tanaman. Tanaman bukannya untung tapi malah buntung dalam arti sebenarnya.
Lebah merupakan serangga penyerbuk (polinator) tanaman yang paling penting di
alam dibandingkan angin, air, dan serangga lainnya. Banyak peneliti mengungkapkan
bahwa terdapat kenaikan produksi jika sejumlah koloni lebah diletakkan di
sekitar lokasi tanaman. Lebah memiliki organ khusus untuk mengambil nektar,
yang disebut probosis. Lebah memiliki probosis, bentuknya seperti belalai pada
gajah. Probosis memiliki kemampuan mengisap cairan nektar pada bunga. Aktivitas
terbang lebah mengumpulkan nektar dan polen berlangsung sejak pagi sampai sore
hari. Pollen atau tepung sari bunga diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh
bunga sebagai sel-sel kelamin jantan pada tumbuhan. Pollen diperlukan oleh
lebah madu terutama sebagai sumber protein dan lemak, dan sedikit karbohidrat
dan mineral. Aktivitas lebah tersebut dilakukan secara tidak sengaja pada saat
pencarian nektar dan tepung sari sebagai pakan untuk koloninya.
Serangga
juga memiliki manfaat bagi pertanian yaitu sebagai dekomposer yang artinya
pengurai. Mengapa dikatakan demikian karena seragga akan menjadi pengurai di
tanah yang membuat tanah itu menjadi subur atau juga serangga tersebut memakan
tanaman yang sudah tua untuk mengembalikan unsur hara didalam tanah. Serangga
yang manfaatnya sebagai dekomposer contohnya adalah rayap. Dijelaskan, dalam
biosfera pada dasarnya rayap merupakan bagian dari komponen lingkungan biotik
yang memerankan peranan penting, seperti dapat membantu manusia menjaga
keseimbangan alam dengan cara menghancurkan kayu untuk mengembalikannya sebagian unsur hara dalam tanah. Rayap
merupakan serangga yang dianggap penting sebagai dekomposer, dapat
diinformasikan bahwa kehadiran rayap sejak awal mula adalah sebagai organisme
pemakan kayu (bahan organik). Namun karena perubahan kondisi habitat akibat
aktifitas manusia sehingga mengubah status rayap menjadi serangga hama yang
merugikan. Rayap adalah hama penting pada tanaman karet, Rayap menyerang pada
akar dan batang tanaman karet yang mengakibatkan pelukaan jaringan sehingga
mengalami kerusakan. Pada tingkat serangan yang berat mengakibatkan tanaman
karet mengalami kematian dan rebah. Rayap banyak mengganggu tanaman tetapi
rayap berguna juga untuk keseimbangan tanah.
Selanjutnya
serangga memiliki manfaat juga yaitu sebagai predator yang artinya adalah
pengendali hayati. Pemangsa (predator) menangkap dan memakan serangga hama (dan
binatang lain). Laba-laba adalah contoh pemangsa yang dikenal secara umum.
Beberapa jenis laba-laba membuat jaring. Laba-laba tersebut menunggu di
jaringnya sampai
serangga yang terbang terperangkap. Laba-laba mendekati
serangga itu dengan cepat, menggigit dan langsung memakan nya. Kadang-kadang
menyimpannya untuk dimakan kemudian. Beberapa jenis laba-laba lainnya tidak
membuat jaring, tetapi berpindah-pindah dalam kebun untuk memburu mangsa. Hal
yang sama juga dilakukan oleh banyak jenis serangga pemangsa. Serangga tersebut
berburu, membunuh dan memakan serangga lain. Contohnya adalah tawon kertas. Selain
itu, ada juga yang disebut serangga pemangsa telur yang mencari dan memakan
telur hama seperti telur penggulung pucuk. Contohnya adalah cecopet. Serangga
lain yang merupakan pemangsa termasuk belalang sembah, kumbang kubah kumbang
harimau, kumbang tanah, lalat buas, capung, dan beberapa macam kepik. Beberapa
binatang seperti kodok/katak , burung tertentu, dan ular termasuk pemangsa.
Jadi biasanya pada bidang pertanian para petani memanfaatkan serangga untuk
memakan hama pada tanamannya. Salah satu organisme
penghuni tanah yang berperan sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah
adalah fauna tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan
dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah. Makrofauna
tanah mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam
penyediaan unsur hara. Makrofauna akan meremah-remah substansi nabati yang
mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran. Secara
umum, keberadaan aneka macam fauna tanah pada tanah yang tidak terganggu
seperti padang rumput, karena siklus hara berlangsung secara kontinyu.
Serangga tergolong hewan yang sangat sensitif/responsif
terhadap perubahan atau tekanan pada suatu ekosisitem dimana ia hidup.
Penggunaan serangga sebagai bioindikator kondisi lingkungan atau eksosisitem
yang ditempatinya telah lama dilakukan. Jenis serangga ini mulai banyak
diteliti karena bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan suatu ekosistem.
Serangga akuatik selama ini paling banyak digunakan untuk mengetahui kondisi
pencemaran air pada suatu daerah, diantaranya adalah beberapa spesies serangga
dari ordo Ephemeroptera, Diptera, Trichoptera dan Plecoptera yang kelimpahan
atau kehadirannya mengindikasikan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar atau
tidak, karena serangga ini tidak dapat hidup pada habitat yang sudah tercemar.
Larva Odonta juga berpotensi sebagai bioindikator pencemaran air, karena larva
ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Bila kualitas air sungai
sebagai habitatnya tercemar, maka larva odonata akan mati. Tidak
adanya serangga Ephemeroptera menandakan lingkungan tersebut telah tercemar,
karena serangga ini tidak dapat hidup pada habitat yang sudah tercemar.
Serangga lainnya yang juga berpotensi sebagai bioindikator di antaranya
Lepidoptera yaitu sebagai indikator terhadap perubahan habitat, kumbang
Carabidae sebagai bioindikator manajemen lahan pertanian dan spesies semut
untuk indikator kondisi agroekosistem pada suatu daerah. Penggunaan
bioindikator akhir-akhir ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama
untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik
lingkungan. Pentingya penentuan dan pemanfaatan serangga sebagai indikator
serta pengujian hipotesis dalam menominasikan suatu spesies atau kelompok
serangga tertentu sebagai sutu bioindikator. bioindikator atau indikator
ekologis adalah taksa atau kelompok organsime yang sensitif terhadap dan
memperlihatkan gejala terpengaruh terhadap tekanan lingkungan akibat aktifitas
manusia atau akibat kerusakan sistem biotik (oleh gangguan alam-pen).
Serangga parasitoid adalah serangga yang berperan sebagai parasit serangga lain. Spalangia endius dan S. nigroaenea serta Pacchyrepoideus vindemiae merupakan parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat kandang untuk kehidupan larva dan pupanya, sedangkan dewasanya hidup bebas. Pada kehidupan parasitoid secara umum makanannya berupa nektar dan haemolim inang. Sebagian besar parasitoid adalah anggota dari ordo hymenoptera meskipun parasitoid juga banyak dari ordo diptera, dan sebagian kecil juga ditemukan pada ordo Stresiptera. Ordo hymenoptera memilki keanekaragaman yang sangat tinggi, dengan 20.000 – 25.000 spesies, sekitar 80% spesies parasitoid termasuk dalam ordo hymenoptera yang umumnya berlimpah pada ekosistem daratan. Ada tiga bentuk partenogenesis yang dijumpai pada parasitoid, yaitu thelyotoky (semua keturunannya betina diploid tanpa induk jantan), deuterotoky (keturunannya sebagian besar betina diploid yang tidak mempunyai induk jantan dan jarang ditemukan jantan haploid), dan arrhenotoky (keturunan jantan haploid tidak mempunyai induk jantan, dan keturunan betinanya berasal dari induk betina dan jantan (diploid). Parasitoid dianggap lebih baik daripada pemangsa sebagai agen pengendali hayati. Analisis terhadap introduksi musuh alami ke Amerika serikat menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan parasitoid dalam pengendalian hayati mencapai dua kali lebih besar daripada pemangsa.
Serangga parasitoid adalah serangga yang berperan sebagai parasit serangga lain. Spalangia endius dan S. nigroaenea serta Pacchyrepoideus vindemiae merupakan parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat kandang untuk kehidupan larva dan pupanya, sedangkan dewasanya hidup bebas. Pada kehidupan parasitoid secara umum makanannya berupa nektar dan haemolim inang. Sebagian besar parasitoid adalah anggota dari ordo hymenoptera meskipun parasitoid juga banyak dari ordo diptera, dan sebagian kecil juga ditemukan pada ordo Stresiptera. Ordo hymenoptera memilki keanekaragaman yang sangat tinggi, dengan 20.000 – 25.000 spesies, sekitar 80% spesies parasitoid termasuk dalam ordo hymenoptera yang umumnya berlimpah pada ekosistem daratan. Ada tiga bentuk partenogenesis yang dijumpai pada parasitoid, yaitu thelyotoky (semua keturunannya betina diploid tanpa induk jantan), deuterotoky (keturunannya sebagian besar betina diploid yang tidak mempunyai induk jantan dan jarang ditemukan jantan haploid), dan arrhenotoky (keturunan jantan haploid tidak mempunyai induk jantan, dan keturunan betinanya berasal dari induk betina dan jantan (diploid). Parasitoid dianggap lebih baik daripada pemangsa sebagai agen pengendali hayati. Analisis terhadap introduksi musuh alami ke Amerika serikat menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan parasitoid dalam pengendalian hayati mencapai dua kali lebih besar daripada pemangsa.
Daftar Pustaka
· http://ahlul-leogirl.blogspot.com/2010/05/serangga-tanah-sebagai-bioindikator.html
· Kalshoven, L.G.E. 1981. The pest of crop Indonesia. Revised and translated by P.A van der Laan. PT Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta. 701 pp
· www.anneahira.com/laba-laba-serangga-predator.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar